Jumat, 03 November 2017

Tips Backpacking ke Lombok untuk Tiga Hari Dua Malam

Selain Bali, salah satu pulau di Indonesia yang terkenal akan keindahan pantainya adalah Pulau Lombok. Mulai dari Gili Trawangan sampai Tanjung Aan wajib kalian kunjungi selama berada disana.Tapi sayangnya pulau Lombok sering dianggap mahal karena letaknya yang lebih jauh dari Bali.  Berikut Tips backpacking untuk kalian yang ingin ke Lombok tanpa takut kehabisan uang.

1.       Membeli tiket minimal seminggu sebelum hari-H



Tiket tujuan Lombok harganya tidak berbeda jauh dengan tiket menuju bali. Harga tiket termurah ke Lombok saat hari jumat atau sabtu berkisar 1,1 Juta Rupiah sampai 1,5 Juta. Sangat disarankan untuk tidak membeli tiket saat long weekend karena harganya bisa melonjak sampai 3 kali lipat. Lebih baik cuti satu atau dua hari menjelang weekend daripada mengeluarkan biaya tiket sampai 3 kali lipat.

2.       Objek Wisata di Lombok bisa dijangkau dalam waktu 3 hari

Seandainya kalian berangkat ke Lombok pada jumat malam dan pulang saat minggu malam. Kalian bisa menginap dulu di kota Mataram kemudian makan malam makanan khas Lombok yaitu Ayam Taliwang ( Saya merekomendasikan Taliwang Raya hehe ). Untuk penginapan murah di Mataram kalian bisa mencari di daerah cakranegara dengan range harga sekitar 100 ribu sampai 250 ribu rupiah.


Setelah itu keesokan harinya kalian bisa mencari motor sewaan yang bisa kalian pakai selama dua hari di Lombok untuk menuju Pelabuhan Bangsal  dan pantai-pantai sekitar lombok. Harga sewa motor berkisar 60 ribu sampai 70 ribu rupiah per hari jauh lebih murah ketimbang menggunakan taksi dengan tarif 150 ribu rupiah untuk durasi 1 jam perjalanan menuju pelabuhan bangsal. Setelah mendapat motor kalian bisa langsung menuju pelabuhan bangsal dengan menggunakan google maps dengan durasi perjalanan sekitar 40 menit hingga 1 jam. Sesampainya di pelabuhan bangsal kalian bisa menitip motor kalian dengan tarif 10 ribu rupiah permalam.




Dari pelabuhan bangsal kalian bisa menggunakan kapal menuju gili trawangan dengan membayar tiket seharga 15 ribu rupiah. Selama di Gili Trawangan kalian bisa mengikuti trip snorkeling ke gili meno dan gili air seharga 20 ribu yang dimulai setiap pukul 10 pagi sampai jam 3 sore. Untuk daftar snorkeling kalian bisa ke pos di sekitar dermaga kapal. Selain itu selama di gili trawangan kalian juga bisa merasakan sensasi serunya bermain ayunan di pinggir pantai yang ada di sekitar ombak sunset.





Saat hari minggu kalian bisa melanjutkan liburan kalian dengan mengunjungi pantai kuta Lombok dan Tanjung Aan. Waktu yang ditempuh menuju dua  tempat itu dari pelabuhan bangsal sekitar satu setengah jam. 




Selesai mengunjungi dua objek tersebut kalian bisa membeli oleh-oleh khas Lombok di sasaku semacam dagadu nya Lombok. Malamnya kalian sudah siap untuk kembali ke kota asal kalian masing-masing.


3.       Bagi kalian yang tidak mau repot-repot untuk liburan tapi tidak mau mengeluarkan biaya yang mahal. Kalian bisa menghubungi Bellotraveler di travel.bello.id. Bellotraveler memiliki pilihan paket yang bisa disesuaikan dengan budget liburan yang kalian miliki. Jadi kalian tidak perlu repot-repot mengurus tiket, membuat itinerary, membooking penginapan sampai menyetir kendaraan berjam-jam karena semuanya sudah disediakan oleh bellotraveler. So tunggu apa lagi, Selamat berlibur! J

Rabu, 06 September 2017

Lima Sutradara Muda Indonesia di Festival Film Internasional



Beberapa tahun belakangan ini beberapa film indonesia berhasil menembus festival film bergengsi seperti Cannes, Berlin, dan Venice. Suatu hal yang sangat membanggakan industri perfilman kita saat ini. Di antara film itu ada film-film yang dibuat oleh sineas yang usia nya masih muda dibawah tiga puluh tahun. Dan berikut profil singkat dari para sineas muda tersebut. 

1.       Aditya Ahmad



Sutradara muda kelahiran Makassar 1989 ini merupakan lulusan sinematografi Institut Kesenian Makassar. Film pendek nya yang berjudul “Sepatu Baru” Sukses meraih special mention award Generation Kplus dari Berlin Film Festival di tahun 2013.

2.       Loeloe Hendra


Pria asal Jogjakarta ini telah beberapa kali menjadi asisten sutradara untuk film-film Garin Nugroho. Di tahun 2014 Film pendeknya yang berjudul Onomastika berhasil masuk Berlin Film Festival di program Generation Kplus. Tak hanya itu saja Film Onomastika juga meraih penghargaan Piala Citra dari Festival Film Indonesia untuk Film pendek terbaik di tahun 2015.

3.       Jason Iskandar



Aktif membuat film sejak SMA, Jason saat ini telah memiliki production housenya sendiri yaitu Antelope Films. Film-film pendek buatan Jason telah menembus beberapa Festival film di luar negeri diantaranya Singapore Film Festival, Busan Film festival dan Shot Short Asia Tokyo, Jepang.

4.       Monica Vanessa Tedja



Hanya sedikit sineas muda perempuan dari Indonesia yang berhasil menembus festival film. Dan salah satunya adalah Monica Tedja. Film-filmnya seperti Flower and the bee, Konseptor Kamuflase, Sleep Tight Maria dan A Wonderful Christmas telah menembus festival film luar negeri macam Scream Queen Film Festival di Jepang dan Clermont-Ferand Film Festival di Perancis. 

5.       Wregas Bhanutedja




Tentu akan tidak lengkap jika kita tidak membahas sineas yang satu ini. Di usianya yang baru menginjak 24 tahun. Wregas telah membuat film-film pendek yang berhasil menembus Berlin Film Festival, Hongkong Film Festival, Melbourne Film Festival dan terakhir Cannes film festival. Untuk film pendek terakhirnya Prendjak, Wregas berhasil berhasil meraih Best Short Film Untuk program Critik Week di Cannes Film Festival di tahun 2015. Dengan pencapaian ini berarti pula bahwa untuk pertama kalinya film Indonesia meraih penghargaan di Cannes Film Festival. Setelah sebelumnya sutradara senior Garin Nugroho berhasil masuk program Uncertain Regard lewat dua filmnya Daun di atas bantal dan Serambi di periode tahun 1990an. 

Senin, 02 Januari 2017

Kaleidoskop 2016 Jeffri Minggar

      1.  Film Menunggu Malam tayang di Indonesia Raja 2016 ( Mei 2016 )


      

      Sekitar pertengahan bulan Mei saya dapet kabar dari Caren anak Sinematografi UI kalo film saya yang judulnya Menunggu Malam masuk program penayangan film pendek se-Indonesia dari Minikino yaitu Indonesia Raja 2016. Rasanya seneng banget pas denger kabar itu. Maklum terakhir film pendek saya yang masuk radar festival film lokal itu yang Judulnya “Bukan Untukmu”. Itu pun tahun 2013. Melalui Program Indonesia Raja Film saya bisa tayang di beberapa kota seperti Surabaya, Semarang, Denpasar, Depok dan terakhir Jakarta. Terima kasih Minikino.

2. Bikin film pendek baru ( Juni 2016 )



     Ya setelah vakum ga bikin film pendek selama hampir dua tahun. Akhirnya saya bikin lagi film pendek baru judulnya “On the way”. Film ini merupakan film saya yang paling minimalis karena settingnya hanya di dalam mobil dengan dua actor dan empat orang kru. Dari film ini saya belajar banyak bahwa membuat film romance itu susah. Membentuk chemistry teman kantor dan teman kuliah sebagai pasangan yang pacaran itu sangat tidak mudah. Apalagi kalo salah satu pemainnya jadi sangat menjaga jarak karena pemeran pria nya keseringan modus. Belum lagi mood pemain yang suka berubah-rubah dan minta gonta ganti schedule. Gilak deh pokoknya. Tapi untungnya film ini selesai juga diproduksi, fiuhhh. Yang mau liat trailernya bisa liat disini.

      https://www.youtube.com/watch?v=2GpljFbDnwM

3.  Solo trip ke Lombok ( Juli 2016 )



     Godaan sepuluh hari libur lebaran dari kantor dan gempuran gaji thr yang masuk rekening lebih awal. Membuat saya tergoda untuk traveling lagi. Awalnya sih mau wisata cap paspor alias ke luar negeri. Namun sialnya harga tiket pesawat melonjak hampir dua kali lipat saat libur lebaran. Akhirnya saya melirik untuk jalan-jalan dalam negeri saja. Untuk penerbangan dalam negeri h-5 lebaran harga masih cenderung normal. Saya pun akhirnya menjatuhkan pilihan untuk pergi ke Lombok. Selama lima hari saya mengunjungi gili trawangan, snorkeling di gili meno dan gili air, bertemu teman lama yang dinas di mataram dan mengunjungi beberapa pantai di Lombok selatan. 

4. Rapat kerja di Belitung ( September 2016 )


    Ini merupakan pengalaman pertama kali nya saya mengunjungi negeri laskar pelangi. Sebenarnya saya sudah lama ingin mengunjungi pulau ini karena sudah membaca novel dan menonton film laskar pelangi. Namun keinginan itu baru terwujud ketika kantor tempat saya bekerja akhirnya memilih Belitung untuk lokasi rapat kerja 2016. Karena ingin mengikuti anjuran pemerintah untuk mengunjungi 10 objek wisata prioritas Kemenpar. Yiayyy!. Menurut saya pantai paling enak untuk berenang dan leyeh-leyeh se-indonesia ada di pulau ini. (Notes: saya belum mengunjungi raja ampat).

 5. Les Motion Graphic di Hellomotion ( Oktober 2016 )



     Dari dulu banget sejak abis nonton film-film di hellofest. Udah kepingin banget banget untuk les design or editing disini. Tapi keinginan itu baru terwujud setelah mba Finda menawarkan pelatihan videografi dengan biaya dari kantor. Untuk belajar Motion Graphic peserta diwajibkan untuk menguasai software adobe photoshop dan illustrator. Untungnya gw udah sempet ambil kursus dua software itu sebelumnya dengan biaya sendiri. Kelar motion graphic level satu, saya jadi kepingin dan penasaran banget untuk lanjutin ke level dua. Semoga bisa terwujud di tahun depan.

6. Tiga tahunan sama pacar ( November 2016 ) 




     Salah satu hal yang paling gw syukuri selama tahun 2016. Maacih buat support tiada henti selama tahun 2016. :*

7.  Traveling bareng adek ke Singapore ( Desember 2016 )



      Jadi sebenernya udah hampir setahun adek saya minta ditemenin traveling ke luar negeri. Namun karena keadaan perekenomian yang belum stabil, hal itu belum terwujud. Dan baru di bulan desember 2016 lah hal itu terwujud. Puyeng yak hal itu hal itu muluk bacanya, hahaha. Oke lanjut, nah untuk traveling kali ini kita berdua mengunjungi objek wisata mainstream seperti Universal studio, Garden by the bay, Madame tussaud, Marina Bay sands dan Merlion. Sebenernya gw sendiri sih pengen banget coba kunjungin museum-museum keren yang ada di Singapore. Namun karena keterbatasan waktu dan mulai jomponya kaki kita berdua untuk naik turun tangga Stasiun MRT akhirnya hal itu urung terjadi. Semoga di lain kesempatan bisa kesana. Yak segitu aja kaleidoskop 2016 Jeffri Minggar yang biasa-biasa aja, terima kasih buat temen-temen yang udah sempetin membaca. Semoga ke depan kita semua bisa mewujudkan keinginan-keinginan yang belum kesampaian di 2016, amin. 

Sabtu, 17 September 2016

Rapat dan Liburan Gratis ke Belitung

Dua minggu kemarin saya mengikuti rapat kerja kantor sekalian jalan-jalan gratis di Belitung. Kita berangkat dari terminal 2F Soekarno hatta jam 06.20 wib dengan menggunakan pesawat Sriwijaya. Jujur ini pertama kalinya saya nyoba Sriwijaya hehe. Saya agak ragu menggunakan maskapai pesawat ini karena jarang banget liat promo nya di tv atau di media lainnya, jadi saya kirain ini awalnya maskapai abal-abal.


Tapi ternyata saya salah! Ternyata pesawat nya bagus masih mulus, masuk ke pesawatnya pake garbarata, kaca-kacanya bersih jadi bisa moto-moto ke pemandangan di luar pesawat. Ga kayak singa air kacanya kotor pas moto, gambarnya bonus effect debu semua di kaca. Sebelum pesawat take off ada ritual doa bersama jadi pilotnya baca doa bersama gitu. Dan pas udah take off semua penumpang dapet roti sama aqua gratis, mayan banget lah ini buat traveler kere yang belum nyarap kek saya hehehe. Durasi perjalanan Jakarta - Belitung sekitar 50 menit, ga berasa banget lah pokoknya. Baru baca 3 artikel majalah sama moto-moto bentar tau-tau udah nyampe.


Sesampainya di bandara H. A. S. Hanandjoeddin kita dijemput pake bus yang udah disiapin Bello Traveler, vendor tour and travel kita selama di Belitung. Objek wisata yang kita kunjungi pertama adalah danau kaolin. Danau kaolin adalah danau bekas penambangan tembaga. Dan asal kalian tau nih ya tembaga dari Belitung adalah tembaga yang terbaik di dunia karena sering digunakan untuk bahan dasar mesin dalam handphone keren yang kalian gunakan.


Habis dari danau kaolin kita menuju toko kelapa untuk beli oleh-oleh. Abis beli oleh-oleh kita lanjut check in di BW suite hotel. Sesampainya di kamar hotel, saya sempetin ngedit video farewell untuk pak rachmat. Kameramen senior di tempat saya kerja yang bentar lagi pensiun. Abis ngedit video, kita semua ikut rapat di ruang tanjung pandan. Sorenya saya liat-liat pemandangan di depan restaurant hotel yang menghadap laut. Keren banget lah pokoknya view disini apalagi kalo airnya udah mulai pasang, hotelnya jadi keliatan kayak ngapung gitu.


Malamnya kita semua rapat lagi tapi sebelum rapat saya beli koyo cabe dulu di warung samping hotel. Pas mau beli koyo saya liat ada iring-iringan voorijder dan beberapa staf hotel nungguin di luar, saya kira ada menteri dateng ternyata kata mas-mas hotel ada mayjen dateng. Buset di daerah kek gini bintang dua udah kayak menteri ya sambutannya hehe. Kelar beli koyo saya lanjut ikut rapat dan dari luar ruang rapat saya liat mas ardi manggil saya supaya buruan karena file video pak rachmat udah mau diputer dan file nya masih di saya hahahahaha.




Saya masuk ruangan, pak rachmat lagi sharing pengalaman videografi nya. Selesai dia ngomong mas ardi pun memutar video yang udah saya edit. Muka nya sih keliatan terharu sambil sesekali dia ketawa liat komentar anak-anak kantor yang lucu-lucu hehe. Malam itu pun ditutup dengan sesi foto bersama kemudian kembali ke kamar masing-masing.

 Hari Kedua

Pagi-pagi sekitar jam 8an kita semua udah pada sarapan dan siap untuk island hoping. Jam 9 pagi kita udah sampai di tanjung kelayang untuk naik kapal untuk keeling pulau di sekitar belitung. Obyek pertama yang kita kunjungi adalah batu garuda. Disini kita ga turun dari kapal cuma foto-foto si batu dari atas kapal. Lanjut ke obyek berikutnya  batu berlayar disini kita bisa turun dari kapal dan foto-foto dengan background batu-batu gede di pulaunya.


Abis dari sini kita ke pulau yg ga tau namanya apa tapi kayak pasir putih di tengah laut gitu terus foto bareng sama bintang laut yang katanya ga boleh dipegang lama-lama karna bisa mati. Udah puas foto sama bintang laut kita lanjut ke pulau Lengkuas.


Di sini kita bisa naik ke mercusuar setinggi 18 tingkat. Sebelum masuk kita harus bayar retribusi sebesar lima ribu rupiah. Di mercusuar kita bisa menikmati keindahan laut dan pantai belitung dari lantai 18.




Kelar liat-liat pulau lengkuas kita lanjut Snorkeling. Nah ini nih yang paling saya suka dari snorkeling di laut Belitung tuh ombaknya ga sekenceng pas saya snorkeling di gili trawangan dan ikannya jauh lebih banyak daripada pulau seribu dan ga ada bulu babi  kayak di phi-phi island. Jadi snorkeling di Belitung enak banget dah buat yang ga jago-jago amat berenang tapi pengen nikmatin pemandangan bawah laut.


Kelar snorkeling kita lanjut makan siang di pulau kepayang. Kelar makan siang rombongan diajak untuk melihat penangkaran penyu tapi karena saya udah sering liat penangkaran penyu. Saya memilih untuk lanjut berenang di pantai pulau kepayang. Airnya anget, ombaknya pelan dan dasar pantainya ga dalem. Asoooy hehehe.


Ga terasa jam udah menunjukan pukul 15.10 dan saya baru inget harus nguber pesawat jam 16.20 karena abang kandung saya married besok. Nisa temen saya yang juga ownernya bello traveler juga langsung panik dan segera mengarahkan saya ke salah satu kapal untuk mengantar saya kembali ke tanjung kelayang. Saat di perjalanan balik ke tanjung kelayang ternyata ombak sudah lumayan kencang ditambah lagi isi kapal yang cuma 3 orang makin berasa goncangannya.


Sesampainya di tanjung kelayang saya langsung dijemput mas-mas temannya nisa untuk nganter saya ke bandara. Jarak yang ditempuh dari tanjung kelayang ke bandara ternyata lebih dari 20 km. Jantung saya dagdigdug melihat jam yang sudah menunjukan pukul 15.40. Dengan kecepatan 100km/jam dan sesekali menghantam jalanan yang berlubang. Akhirnya saya sampai di bandara pukul 16.15!. Dengan muka yang sudah lemas saya pamit ke mas-mas yang nganter. Sambil menunjukan gestur santainya dia bilang pesawatnya delay kok tenang aja.


Rupanya dengan posisi bandara yang tak terlalu luas kita bisa melihat dari luar pesawat sebesar boeing 737-800 Sriwijaya air belum terparkir disana. Dalam kondisi badan yang masih berlumuran pasir pantai saya pun masih diperbolehkan check in karena pesawat delay sampai jam 17.00. Terima kasih Belitung untuk perjalanan yang tidak terlupakan ini. Semoga suatu saat saya bisa kembali datang dan menikmati pemandangan lautnya. :) 

Sabtu, 18 Juni 2016

Cara Menuju Danau Toba dan Pulau Samosir



Awal tahun ini saya sekeluarga liburan ke kampung orang tua di Pematang Siantar. Selama saya di sumatera utara salah satu tempat yang wajib banget untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata apalagi kalau bukan Danau Toba, Yiaay!. Danau terbesar di Indonesia dan terdapat sebuah pulau ditengahnya yaitu pulau samosir. Untuk mencapai danau toba ada banyak pilihan transportasi dari kendaraan pribadi, bis, sampai pesawat.

Kapal Ferry yang mengangkut mobil

Untuk kendaraan pribadi bagi kamu bisa menyewa mobil yang kebanyakan ada di rental-rental mobil sekitar kota medan. Jarak tempuh dari Medan sampai pelabuhan Ajibata Parapat menuju sekitar 5 jam. Saya sendiri karena berangkat dari Pematang Siantar hanya membutuhkan waktu sekitar 2 jam. Sesampainya di pelabuhan Ajibata, Parapat kamu akan naik ferry menuju pelabuhan Tomok pulau Samosir dengan durasi sekitar 30 menit. Di Parapat kapal ferry dibedakan menjadi dua, kapal ferry untuk penumpang dan kapal ferry untuk mobil. Usahakan agar datang di pagi hari karena kalau sudah siang antrian mobil untuk masuk kapal ferry bisa sangat panjang terutama pada saat weekend atau hari libur.

Kapal Ferry khusus untuk penumpang


Untuk transportasi bis, kamu bisa naik bis yang ada di terminal Pinang Baris Medan jurusan medan - parapat dengan biaya sekitar 50 ribu rupiah. Sesampainya di Parapat kamu bisa naik kapal ferry yang berangkat ketika kapal sudah penuh dan cukup membayar 10 ribu rupiah per orang. Bagi yang menggunakan pilihan transportasi pesawat. Saat ini kamu bisa langsung terbang dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta ke bandara Silangit, bandara yang paling dekat dengan danau toba. Estimasi waktu tempuh dari bandara silangit ke parapat adalah sekitar 30 menit. Untuk pilihan maskapainya saat ini sudah ada Garuda, Wings Air dan Sriwijaya Air. Untuk menuju Parapat dari bandara silangit kamu bisa menggunakan taksi atau mobil carteran yang ada disekitar bandara. Yak demikian tips dari saya, semoga bisa bermanfaat buat kalian yang ingin berlibur ke danau toba. Horas! :)

Sabtu, 30 Januari 2016

Liburan Rame-Rame ke Pulau Harapan di Kepulauan Seribu

  “Jef besok jangan lupa ya, jam empat pagi lo udah harus nyampe di muara angke. Kalo nggak nanti kita tinggal!”. Begitulah isi whatsapp ancaman dari seseorang gadis jomblo asal bengkulu bernama Dwika Aldilla memotivasi gue supaya bisa bangun subuh dan jalan-jalan ke pulau seribu. Kalimat motivasi yang bisa mengalahkan salam super Mario Teguh untuk membangunkan gue saat itu.



  Dan tepat jam tiga pagi, gue sama Lian cewek gue udah berdiri anteng tepat di gerbang muara angke sembari menghirup bau amis yang semerbak dari pasar ikan dekat situ. Sekitar jam empat lebih dilla dan rombongannya yang terdiri dari gheya, adeknya dilla, dewi, harry, raffi, kari dan teguh sampe di muara angke. Dari depan gerbang muara angke kita naik odong-odong untuk sampai ke pelabuhan muara angke. Untuk naik odong-odong per orang dikenakan tarif sepuluh ribu. Kecuali dilla yang bayar dua puluh ribu karena orang jomblo emang tarifnya beda ( Becanda dil :p).

Hari Pertama

  Sekitar jam lima pagi kita diarahkan sama mas-mas travelnya untuk segera naik kapal. Untuk trip ke pulau harapan selama dua hari satu malam ini kita cukup bayar tiga ratus lima puluh ribu rupiah per orang untuk rombongan yang terdiri dari 10 orang. Semakin sedikit jumlah rombongan, tarifnya makin mahal. Begitu masuk kapal terlihat orang-orang sudah ramai menempati tempat duduk yang ada di dalam kapal. Padahal kapal baru berangkat sekitar jam setengah delapan pagi. 


  Selama perjalanan ke pulau harapan tempat duduk kita terbagi dua tempat gue, lian, raffi, dilla dan adeknya duduk di bangku bawah. Sementara gheya, dewi, harry, kari dan teguh di bagian atas tepatnya di sisi luar kapal. Empat jam durasi perjalanan akhirnya berhasil kita lalui. Empat jam yang menegangkan karena goncangan yang makin keras, ombak yang semakin tinggi, dan suara deritan horor retakan kayu dari atas kapal akhirnya selesai juga. Fiuuuhhh.

Kapal ke Pulau Harapan dari Muara Angke

  Sampai di pulau harapan mas-mas guide langsung mengarahkan kami ke salah satu rumah untuk kami menginap selama dua hari. Sesampainya di rumah itu makan siang sudah menanti kami. Kami pun langsung menyantap makan siang yang telah disediakan saat itu juga. Lauknya ada ikan, sayur dan buah-buahan.


  Setelah makan siang dan istirahat sekitar satu jam kita lanjut naik kapal kecil untuk snorkling. Menurut gue snorkling di pulau seribu pemandangan bawah lautnya nya masih lebih bagus ketimbang waktu gue snorkling di phi-phi island. Dimana banyak banget ranjau bulu babi disitu dan ikan-ikannya ga begitu banyak.  




  Selesai snorkling kita lanjut island hopping ke pulau bulat, pulau perak dan pulau matahari. Di pulau matahari kita minum kelapa muda sambil menikmati sunset di pinggir pantai, asoooooooy. Abis santai-santai nikmatin sunset di pulau matahari kita langsung balik ke pulau harapan.





  Selesai mandi dengan air payau yang cuma lima gayung. Gue sama lian berkeliling pulau harapan dengan jalan kaki. Di tengah jalan kita sempet jajan cilor, lanjut ngobrol, dan duduk-duduk deket pantai. Meskipun pulau harapan posisinya di tengah laut ternyata spesies kecoa dan tikus babon populasinya udah banyak banget disini. 


Harusnya jangan ada pemandangan begini di lokasi wisata :(
  Sebenernya kalo dikelola dengan baik dan warganya menjaga banget kebersihan pulau ini seperti yang udah dilakukan warga bali or jogja. Bukan ga mungkin pulau harapan bisa jadi destinasi andalan provinsi jakarta. Tapi sayang kenyataannya berkata lain, masyarakat dan camatnya mungkin terlalu cuek melihat peningkatan aktivitas pariwisata di wilayah mereka. Selesai muterin pulau harapan kita balik ke markas buat makan malam.


Hari Kedua

  Pagi itu agenda kita adalah mengunjungi konservasi penyu dan hopping island. Awalnya gue kira konservasi penyu ini ada di pulau lain jadi kita harus naik kapal dulu, ternyata enggak. Konservasi penyu nya ada di pulau harapan cukup berjalan sekitar lima menit dan kita bayar retribusi lima ribu untuk masuk situ. Kalo dilla sepuluh ribu.


  Menurut gue sih tempat konservasi penyu ini kecil banget kalo dibanding yang pernah gw liat di ujung genteng sukabumi hahaha. Tapi kalo buat anak jakarta yang ga mao mabok darat naik bis ekonomi dua belas jam ke sukabumi buat liat penyu, konservasi ini penting banget buat menambah pengetahuan mereka soal biota laut.



  Selesai liat-liat penyu kita lanjut island hopping ke pulau bira. Di pulau bira ini udah banyak cottage penginapan yang deket sama pantai. Selain itu pohon-pohon pinus di pulau itu juga bikin pulau ini jadi tambah asik banget buat foto-foto. Kita pun ga melewatkan momen ini untuk ambil stok foto yang banyak hehehe. 


Yang sendirian di depan, dilla

  Setelah berkeliling pulau sekitar satu jam kita pun kembali ke pulau harapan untuk kemudian pulang ke jakarta. 


   Selamat tinggal pulau harapan, pulau yang akan selalu mengingatkan gue kalau ternyata masih ada  pasir putih dan laut biru di kota metropolitan ini. :)