Kamis, 03 November 2011

(Finally) Wisuda







 Yups! Akhirnya setelah 6 Abad lamanya alias 6 tahun gw berhasil menyelesaikan studi gw di Kampus tercinta FIB UI. 6 tahun lamanya juga gw ngerasain yang namanya jatuh bangun ketika menjalani perkuliahan di Jurusan yang terkenal subjektivitasnya. Pikiran untuk pindah kuliah selalu terlintas ketika gw akan melihat nilai Mata kuliah Bahasa Belanda di tiap semesternya. 2 kali kegagalan dalam mata kuliah ini sering membuat gw was was akan masa depan,perasaan orangtua, belum lagi biaya pendidikan yang tiap tahun tambah mahal(bullshit klo ad yg koar2 msh ad pendidikan murah). Tapi diluar kepahitan yg gw dapat selama kuliah ternyata ada banyak hal positif yg gw dapat dari dapet teman-teman yg “truly real friends” yang tidak henti-hentinya memberi support sampe pelajaran hidup yang cukup merubah banyak karakter seorang Jeffri yg dulunya super duper cuek dan cenderung negatif thinking ketika melihat hal-hal baru.

Gw kurang setuju kalo ada opini bahwa tujuan kuliah adalah untuk memahami pelajaran2 yang didapatnya di kampus dan sesegera mungkin mengaplikasikannya di dunia kerja (jadi kuli). Buat gw kuliah adalah tempat proses pengembangan cara berpikir dalam melihat sesuatu secara kritis. Dan itulah yang gw rasakan sekarang sampe2 pernah seorang teman mengatakan kaget atau kagum ketika seorang Minggar bisa ngeluarin quote2 yg katanya dahsyat padahal menurut gw pribadi itu hal biasa yang terjadi jika setiap orang selalu berusaha mengembangkan cara berpikirnya. Ok berlanjut ke masalah wisuda, gw atas nama pribadi mo bilang "Terimakasih Banyak buat individu-individu hebat yang tak bosan2 memberi support kepada temannya yang rada aneh ini termasuk buat Orangtua gw pastinya". Mereka diantaranya adalah Abho van depok, Audi freakz, Dika anak gunung, Uda Eby edward, Mas Chapink, Fihe Lady Poison, Maltan, Nandami, Dave al hafid, Edit Chibi dan masih banyak lagi yang gw ga bisa ucapkan satu persatu krn keterbatasan daya ingat, hehe. Intinya Muchos Gracias, semoga terus menjadi inspirasi buat orang2 sekitar dan ga berhenti untuk memberi motivasi untuk orang2 itu, sukses buat kalian semua! TERIMA KASIH.

Minggu, 26 Juni 2011

The Concert Story




  Selain hobi nonton film dan travelling, sekitar 2 tahun belakangan ini gw mempunyai kesenangan baru yaitu nonton konser musik. Yah kedengerannya biasa aja,hehe. Tapi buat jeffri minggar yang baru pertama kali nonton konser di umur 22 tahun itu luar biasa!. Sebenernya hasrat atau keinginan untuk nonton konser itu pertama kali muncul pas konser Linkin Park di tahun 2004. Asal lo tahu kaset album musik yang gw beli pertama kali dengan uang hasil menabung dari uang jajan itu adalah album Hybrid Theory dari Linkin Park. Harganya sih cuma 22 ribu perak tapi gw butuh waktu berbulan-bulan untuk nabung dan worth it banget buat gw karena musiknya gw suka semua, beda kalo beli album musik band dalam negeri paling cuma satu dua yang menurut gw musiknya bagus. Nah sampai saatnya pada saat kelas 2 SMA sekitar bulan april tahun 2004, gw mendengar kabar Linkin Park akan manggung di Indonesia. Wow awalnya gw excited bgt tapi begitu tau harga tiketnya yg dibagi 2 kelas aja festival A 350 ribu dan festival B 250 ribu gw langsung lemes. Kenapa enggak buat beli kaset yang cuma 22 ribu gw butuh waktu bulanan buat nabung apalagi 250 ribu mungkin butuh tahunan dan cuma sayangnya konser Linkin Park tinggal 2 bulan lagi sejak tiket mulai dijual, jadi gw ga punya waktu cukup untuk nabung yah alhasil gw cuma bisa pasrah dan menunggu cerita dari temen gw yang bisa nonton konser itu. Sejak saat itu diam-diam gw berjanji sama hati dan pikiran gw kalo seandainya nanti gw punya uang entah dari kerjaan atau tabungan gw harus sebisa mungkin menyisihkan uangnya untuk nonton beberapa konser band idaman gw. Dan mimpi kecil gw baru terwujud pada akhir tahun 2009 berawal dari obrolan dengan partner in crime Lady Poison yang ternyata sama2 blom pernah nonton konser dari situ kita berlanjut nyari2 info band yang bakal manggung dalam waktu dekat dan pilihan jatuh kepada band Saosin. Pertama kali gw denger nama band ini tahun 2007 pas gw ikut workshop video art di Prambors waktu itu ditawarin tiketnya gratis, Cuma karena gw gak tau jdnya gw gak mao tapi begitu gw nanya temen gw Andre soal Saosin dia langsung ngasi mp3 playernya ke gw dan nyetelin musiknya Saosin yg “Voices” abis itu dia bilang goblok ke gw gara2 nolak,haha. Dan saat itu pun tiba 31 Januari 2010 akhirnya jeffri minggar menonton konser pertamanya. Untuk lebih jelas bagaimana reviewnya, gw akan jelaskan lebih lengkap di bawah dilanjutkan dengan 2 review konser berikutnya yaitu Dashboard Confessional dan New Found Glory.

Konser Saosin (2010)






  Konser yang diadakan di the venue concert hall eldorado, Bandung pada tanggal 31 Januari 2010 ini dipromotori oleh Javamusikindo. Kedatangan Saosin kali ini merupakan yang ketiga kalinya karena sebelumnya mereka pernah menggelar konser pada tahun 2007 di Jakarta dan 2008 di Bali. Konser band yang beranggotakan Cove Reber (vokal), Chris Sorenson (bass), Alex Rodriguez (drum), Beau Burchell (gitar), dan Justin Shekoski (gitar) ini harusnya dimulai pukul 16.00 wib tapi akhirnya konser dimulai pada pukul 16.35. Tanpa basa basi Saosin langsung membuka konsernya dengan membawakan “Secrets” keriuhan konser pun dimulai. Penampilan band yang membawakan 15 lagu ini cukup atraktif dan mereka tampil enerjik selama 1 jam lebih. 2 hal yang gw inget dari performance band ini adalah saat Justin shekoski sang gitaris melakukan aksi spinning gitarnya di lagu “They perched” Wow! teriakan histeris penonton sambil mengacungkan jari telunjuk dan kelingking tak terelakan. Dan yang kedua adalah ketika sang vokalis menanyakan ke penonton, “siapa yang punya mimpi disini?” Kemudian dia berkata "Whoever has a dream, I want you guys to live it, pursue it and work hard on it. It will come true," tuh rasanya gw banget! Karena gw baru mewujudkan mimpi kecil gw malam itu dan aksi Cove rebber dan kawan-kawan akhirnya ditutup dengan lagu “Fireflies”. Secara keseluruhan aksi band ini sangat memuaskan dan gw sama sekali gak menyesal untuk membeli tiket konser mereka yang seharga 155 ribu sebagai konser pertama yang gw tonton.


Konser Dashboard Confessional (2010)





  Jujur gw Cuma tau 3 lagu dari band ini “Stolen”, “Vindicated” sama “Belle of boulevard” tapi berhubung harga tiketnya Cuma 35 ribu ( bisa lebih murah lagi karena di calo dpn senayan Cuma 10 ribu) yah gw penasaran juga sama performance band yang pernah jadi pengisi soundtrack film “Spiderman”. Maka berangkatlah gw 29 Mei 2010 ke lapangan D senayan bersama Poison. Sebenernya ini bukan acara khusus konser mereka tapi dibarengin sama acara Pond Teens concert yang diisi juga sama performance band2 lokal dari jam 4 sore. Gw dateng pas Kotak maen sekitar jam 7 malam dan akhirnya baru liat Dashboard Confessional sekitar jam 9an setelah band Nidji performed. Konser pun dimulai dengan lagu “Don’t Wait” diikuti suara histeris penonton yang kebanyakan wanita,hehe. Total 19 lagu dimainkan dengan durasi sekitar 90 menit. Sang vokalis Chris Carrabba sempat membuat foto dengan surat dari penggemarnya dengan background penonton yang hadir malam itu. Secara keseluruhan aksi Dashboard Confessional lumayan lah untuk konser yang tiketnya cuma 35 ribu. Tapi buat gw band ini masih agak kurang komunikatif aja sama audiencenya dan kurang enerjik. Jujur setelah nonton konser ini gw agak males kalo diajak nonton konser band dengan aliran Pop,hehe. Semoga gw salah...


New Found Glory and The Starting Line (2011)





  Band yang biasa disingkat NFG adalah salah satu band favorit dari Lady Poison sesosok mahluk yang menjadi teman terbaik berpetualang gw selama ini. Setelah kita nonton Saosin di bulan Januari 2010 dalam percakapan yang berlangsung di Sedan Timor yang melaju pelan, Poison memutar salah satu musik NFG dari hape lawasnya, doski berujar “Boi kalo sampe Band ini bakal dateng ke sini lagi kita harus nonton konsernya! Mereka tuh keren banget”. Dari kutipan kalimat yang diucapkan secara menggebu-gebu oleh wanita ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Menonton konser NFG adalah wajib hukumnya. Dan jrengjreng... saat itupun tiba melalui Twitternya om Adrie Subono menyatakan akan mendatangkan NFG di bulan Februari 2011. Tanpa basabasi gw ngabarin Poison dan sekitar Bulan Januari 2011 kita berdua udah memegang voucher tiket kelas Festival untuk Jakarta Jam 2011 day 2 yang diisi oleh 2 band yaitu The Starting Line dan pastinya New Found Glory. Satu bulan kemudian Jakarta Jam 2011 digelar di Tennis Indoor Senayan berlangsung 2 hari dari 22-23 Februari 2011. Gw bersama Poison dateng sekitar jam 7 kurang dengan persiapan yang lebih mateng yakni membawa 2 kamera.hehe kenapa Kamera? Karena di konser sebelumnya pas Saosin kita berdua sempet parno waktu dibilang sama yang jaga gate masuk ga boleh bawa kamera tapi ternyata pas uda masuk didalam ternyata banyak banget penonton yang bawa Kamera digital bahkan ada yang bawa SLR, atas dasar itu akhirnya kita bawa 2 kamera, pocket dan SLR. Tapi karena ragu-ragu takut disita yang dibawa masuk cuma yang Kamera Pocket.




  Konser pun dimulai dengan penampilan oleh The Starting Line, jujur gw sama sekali buta sama Band ini, yang menarik perhatian gw saat melihat penampilan mereka adalah Vokalisnya yang tampak sangat enjoy perform dan sesekali bercerita mengenai Band mereka dan beberapa kali mereka menjalani Tur bersama New Found Glory di Amerika, oh ya di salah satu lagunya mereka sempat mengajak Bassist NFG Ian Grushka untuk bermain bersama. Total sekitar 17 lagu yang mereka mainkan tapi sepertinya para penonton sudah tidak sabar untuk menanti New Found Glory muncul karena begitu The Starting Line undur diri tak terdengar sama sekali Encore.









  Berselang 10 menit NFG pun masuk dengan kostum ala tim basket dan langsung menggebrak Tennis Indoor dengan 3 lagu secara beruntun “Understatement”, “Truck Stop Blues” dan “Better Off Dead”. Band yang terdiri dari lima orang yakni Jordan Pundik, Chad Gilbert, Steve Klein, Ian Grushka, dan Cyrus Bolooki malam itu tampil hiperkatif sepanjang 80 menit konser berlangsung. Mereka terus bergerak, melompat-lompat diatas panggung. Tapi yang membuat konser ini lebih istimewa adalah ketika Chad Gilbert sang gitaris mengajak 2 orang penonton untk bermain bersama. Wow! Dan terpilihlah satu orang drummer dan satu gitaris dari penonton untuk memainkan “Hit or Miss” . Yang ada dalam pikiran gw saat itu adalah rasa iri luar biasa apalagi pas Chad Bawa kameranya dengan tripod dan merekam ekspresi 2 orang ini sambil sesekali mengarahkan ke arah penonton. Aaarggh, mau!. Tak berhenti disitu saja kejutan yang diberikan NFG saat akan memainkan “Cut the Tension” mereka bercerita ada seorang fans wanita yang bernyanyi lagu ini sangat keras di hotel tempat mereka menginap dan kemudian mereka memutuskan untuk memainkan dan mendedikasikan lagu ini untuk fans wanita itu. Gokil! Asli salut banget gw sama mereka dalam hal memperlakukan fansnya. Konser pun sempet berhenti dan teriakan2 ala encore terdengar saling bersahutan. NFG kembali ke panggung dan menutup konser yang berdurasi 22 lagu itu dengan lagu “My Friend Over You” . Secara keseluruhan penampilan mereka Luar Biasa bahkan bisa gw bilang mungkin yang terbaik diantara 3 konser yang pernah gw tonton. Menurut gw mereka gak hanya berusaha untuk tampil sebaik mungkin tapi juga berusaha untuk memberi perlakuan khusus untuk Fans2nya dengan memberi kejutan2 spesial yang diperuntukan bagi fans beratnya. Salut!

Selasa, 03 Mei 2011

My low budget traveling story (Part 2)

Januari 2010 = UJUNG GENTENG








  Untuk perjalanan menuju pantai cantik ini gw bersama 2 orang wanita. Si poison temen gw bertualang, kali ini mengajak temannya bernama mugbal seorang mahasiswi sebuah kampus di jatinangor. Kita berangkat pukul 9 pagi dari depok menuju bogor dengan kereta tp sialnya kereta kita berhenti Cuma sampe depok baru alhasil kita beli tiket lg buat kereta yg ke bogor. Sekitar jam 11 kita nyampe bogor dan langsung menuju terminal bogor utk naik bis MGI jurusan surade tp sayang bis itu adanya Cuma jam 8 pagi dan kami pun akhirnya naik mobil colt yg menuju sukabumi . begitu nyampe sukabumi kita sempet nyasar karena sharusnya kita berhenti sampe terminal terakhir mobil colt abis tapi malah turun di terminal sebelumnya. Akhirnya kita kembali berspekulasi dgn naik angkot menuju terminal yg bener. Begitu nyampe terminal yg dicari kita langsung naik bis MGI tujuan surade. Sekitar jam 9 malam kita nyampe surade dari situ kita lanjut naek ojek per orang bayar 30 ribu sampe Ujung Genteng yg katanya masih 20 km lagi. 

  Di Ujung genteng kita nginep di losmen MAMA dengan tarif 100 rb perhari, Kita nginep 3 hari 2 malam. Selama disana kita uda ngunjungin Pusat konservasi penyu skalian liat penyu bertelur, Pantai Cipanarikan, Pantai Cibuaya dan Tanah lot Alamanda. The best momen buat gw tuh pas bangun pagi2 terus jalan kaki di sepanjang pantai Ujung Genteng yang lagi surut, gw bisa liat Bulu babi, uler laut dan ikan2 dari jarak yang deket uda kayak liat isi akuarium tp langsung dari laut dan aman pastinya. Oh ya satu lagi! Liat sunset di pantai Cipanarikan tuh the best! Langitnya bisa warna pink trus mataharinya gede, apalagi klo pas pulangnya uda gelap, liat atas ada bintang2 banyak, liat samping ada ombak trus jalan kaki nyusurin pantai tanpa sendal, berasa the best Sweet Escape ever!. Sayangnya kelemahan dari ujung genteng Cuma satu: Warung Makan! Kita sampe harus ke surade dulu demi beli nasi bungkus dan lauk2nya. Total pengeluaran selama di ujung genteng sekitar 300 ribu perorang tp msh bisa lebih murah lagi kalo bisa naek MGI yg langsung dari bogor ke surade or Ongkos ojeknya bisa di nego lagi.

Agustus 2010 = BALI





  Kalo tujuan kali ini ga usah ditanya lah smua orang pasti setuju kalo Pulau ini punya banyak pantai yang cantik dan mereka pasti ingin kesana demikina pula gw. Rasanya blom lengkap sebagai petualang Indonesia kalo blom ke Pulau ini. Dan saat yg ditunggu pun tiba, bermula dari seorang sobat yg akan mengikuti lomba kaligrafi di PIMNAS (pekan ilmiah dan seni nasional) Denpasar. Gw akhirnya memutuskan untuk nekad nyusul doi di bali dengan bujet minim krn pertimbangan bakal ada penginapan gratis klo nginep di kamarnya. Berangkatlah gw dr stasiun kota naik Kereta Gumarang ke Surabaya dari Stasiun Pasarturi Surabaya naek angkot ke Stasiun Gubeng, dari Gubeng ini gw berlanjut naek kereta Mutiara Timur ke Banyuwangi. Selama di perjalanan dengan menggunakan kereta gw sangat beruntung karena orang yg duduk sebelah gw selalu orang2 yg ramah dan baik. Yang pertama supir truk yg lagi pulang kampung krn akan menghadiri wisuda anaknya (gw salut bgt dgn cerita si bapak nyekolahin 3 anaknya sampe Universitas) dan temen ngobrol gw yg kedua seorang ibu yang akan pulang ke Jember sehabis Maen ke rumah Anaknya di Jogja, ibu ini selama di perjalanan nawarin gw makanan mulu dan lumayan asik ngobrolnya. 

  Akhirnya tak terasa gw sampe banyuwangi dan menurut gw perjalanan kereta terbaik pemandanngannya adalah ketika menuju banyuwangi, karena kita bisa liat lautan dari dalam kereta!. Keluar dr Stasiun banyuwangi gw jalan ke Pelabuhan Banyuwangi untuk naek kapal penyebrangan ke gilimanuk. Sekitar 45 menit gw nyampe di gilimanuk lanjut jalan ke terminal Gilimanuk yg Cuma beberapa meter untuk naek bis yg ke denpasar. Ketika nunggu bis jalan gw sering banget liat bule2 backpaker yg dikibulin para sopir dan kenek2 ini, mereka ngomongnya mo ke denpasar tapi malah pada diarahain masuk ke bis yang ke ubud blom lagi yang harganya dinaekin jd 50 ribu padahal harga aslinya Cuma 25 ribu, ckckck, Parah. Dari gilimanuk ke Denpasar sekitar 4 jam trus gw lanjut naek ojek ke Hotel tempat temen gw nginep dan bayar 20 ribu. Selama di Bali gw Cuma nginep 2 hari satu malam karena panitia PIMNAS memutuskan untuk pulang satu hari lebih awal, jadilah gw Cuma ngunjungin tanah lot plus jalan kaki liat2 denpasar tapi yg terpenting dalam perjalanan gw kali ini adalah gw nyampe BALI! Pulau yg selama ini Cuma gw bisa liat keindahannya di tipi dan akhirnya gw bisa menginjakkan kaki di situ. Smoga bisa explore Bali lbh dalem di kesempatan berikutnya, amin.

Januari 2011 = MALANG





  Well, sebenernya gw uda lama juga pengen ke kota ini. Gw pertama kali denger nama kota ini pas SD gara2 makan apel malang, tapi ga bgitu aware nah pas ada klub sepakbola Indonesia yg namanya Arema trus juara Copa Indonesia disinilah awal ketertarikan gw sama kota sejuk ini. Selain itu objek wisata andalannya kota Batu sering juga jadi tempat pemusatan latihan Timnas Indonesia untuk persiapan event2 seperti Sea Games dan Piala Asia. Perjalanan ke kota ini adalah perjalanan yg paling rock n roll selama hidup gw, Knp? Karena gw untuk pertama kalinya solo travelling. Alasan utama gw memilih solo traveling adalah krn temen2 gw bertualang lg pada sibuk dengan rutinitas kerjaan yg sama sekali ga bisa ditinggal dan alesan kedua adalah karna gw mencoba untuk keluar dari zona nyaman. Awalnya gw mo ke malang pake KA Matarmaja ekonomi dari senen tapi sayang tiket duduknya uda abis, akhirnya gw pake plan B naek kereta bisnis Gumarang ke Surabaya dari stasiun Kota. Ada kejadian ngenes pas beli tiket, waktu gw ke loket gw nanya tiket kelas bisnis ke si bapak penjual, dia bilang uda abis dan tinggal tiket eksekutif yg 350 ribu. Gw sempet kepikiran untuk menunda plan ke malang, tapi pas iseng liat2 jadwal kereta, ada satpam yg nyamperin gw dan nanyain gw butuh tiket kemana dan kelas apa, begitu dia tau tujuan gw, dia bilang dia bisa dapet tiketnya tp harganya jd 200 ribu (harga asli 180ribu). Krn gw uda kebelet ke malang akhirnya gw kasi dia 200 ribu dan dalam waktu kurang dari 5 menit dia berhasil membawakan gw tiket bisnis KA Gumarang, Fuck u PT.KAI! emang kacau birokrasi di Endonesa. 

  Dari Kota ke Surabaya sekitar 14 jam, gw nyampe di stasiun pasar turi jam 7an pagi. Di stasiun gw sarapan pecel madiun bentar sembari nanya2 angkot ke stasiun Semut. Nyampe di stasiun Semut (stasiun terkumuh yg gw pernah liat) ternyata kereta ke malang baru dateng lagi jam 11.30 krn gw pikir kelamaan akhirnya gw milih naik bis ke terminal Bungurasih lanjut naik bis eksekutif ac ke Malang. Pas di bis ternyata wanita di sebelah gw atlet junior voli tim PON Jatim dan kebetulan anak mantan pemain belakang Arema, wow!. Sampe di terminal landung Malang gw lanjut naek angkot ke hotel Helios. Gw nginep di hotel ini 3 hari 2 malam. Selama di malang gw ngunjungin Gereja Kathedral, Stadion Gajayana, Alun-alun, Museum Brawijaya, salah satu mal malang dan nyaris ke batu. Di hari ketiga gw sebenernya pengen banget ke Batu cuman karena pas malam kedua gw kena diare setelah makan mie ayam depan stasiun malang dengan harga yg amat sangat bersahabat 3 ribu perak, maka batal lah rencana utama gw. The best thing pas di malang adalah jalan kaki keliling kota, enak adem walopun siang tapi ga terik dan liat Persema latihan full team, nyaris foto sm idola Persema tp terhalang oleh gadis2 abege yg rela bolos demi sang idola. Ke depannya gw punya plan akan ke kota ini lagi skalian ke bromo setelah gw uda punya penghasilan, smoga terjadi, Amin.

Sabtu, 23 April 2011

My low budget traveling story



  Seorang Jeffri Minggar sangat menyukai kegiatan traveling terutama sejak kuliah di sebuah kampus di Depok. Bahkan bagian profil blogspot gw disitu tertera salah satu hobi gw adalah travelling demikian pula di FB dan Twitter juga ada kata-kata travel terselip diantara kata-kata film yang merupakan hobi utama gw. Tapi sayangnya sampai saat ini blm satupun tulisan soal travel yang pernah gw tulis. Entah karena setiap abis travel gw tepar krn kecapekan atau langsung larut dalam rutinitas sehari-hari begitu sampai Jakarta lagi. Gw ngerasa dosa gw menumpuk kepada Traveling krn ga sempet nulis artikel khusus hobi tercinta ini. Hingga akhirnya hari ini sabtu si jepri ditengah kekosongan waktu memutuskan untuk menebus dosa-dosanya kepada kata traveling dengan membuat kompilasi cerita travel gw dari 2009 sampe yg terakhir awal 2011. Inilah ceritanya...

PART 1

Januari 2009 = BANDUNG







  Ini pertama kalinya gw melakukan perjalanan sendiri, duit yg gw bawa Cuma 200rb untuk nginep di bandung 5 hari. Awalnya gw bingung liburan mo ngapain sampe akhirnya temen gw anak yg mantan anak sastra belanda, Daniel sms gw dan bilang klo irfan temen kuliah gw jg mo maen ke bandung minggu itu. Dengan uang seadanya brangkatlah gw ke st.Gambir naek Kreta Parahyangan (sekarang ud ga ada) dengan tiket 25rb untuk kelas bisnis. Yg lucu disini gw smpet ninggalin tas gw pas gw ud masuk kreta untungnya orang sebangku sm gw nanya: Mas Cuma bawa tas kecil doang?, baru gw langsung nyadar, larilah gw ke tempat gw duduk nunggu kreta tadi, dan untungnya tas item gede itu msh ada!,hehe. Selama 5 hari di bandung gw ngunjungin kampus ITB, mal PVJ, BIP mal, kwitangnya Bandung (gw lupa namanya tp banyak buku murah), pasar kaget Sabuga dan yg the best adalah Kawak Putih Ciwidey. Yg lucu waktu beli tiket masuk kita dibilangin sm mas2 yg jual tiket, jarak dari depan sampe ke kawah putih 6 km dan harus naek ojek or Angkot khusus ciwidey yg harganya 40 rb perorang. Tp dengan entengnya temen gw yg namanya daniel bilang kalo 6 km itu sebentar klo jalan, apalagi anak UI uda biasa jalan. Maka jalanlah kita sampe kira-kira 1 km sampe si mahluk batak itu (Daniel) nyerah dan bilang yauda naek angkot aj yuk, alhasil kita akhirnya naek angkot dengan tarif yg lebih murah 25rb perorang krn kita naek dari tengah. Secara keseluruhan pengalaman gw di Bandung cukup berkesan, selain cuacanya yg adem, jalan kaki di Bandung buat sightseeing jauh lebih enak daripada di Depok apalagi Jakarta dan harga jajanannya lumayan terjangkau yah pas lah buat para backpaker pemula.

Agustus 2009 = JOGJAKARTA





  Jujur ini perjalanan yg cukup tak terduga buat gw. Dari awal, sebenernya gw mo sendirian ke jogja krn gw uda penasaran bgt sama kota ini yg sering menghasilkan seniman2 bagus dan romantisme malioboro yg sering gw denger dari lagunya mas Katon Bagaskara. Tapi tiba2 ada seorang temen wanita yg ngotot pengen ikutan krn bosen ga ngapa2in dikosan. Dan akhirnya berangkatlah saya pertamakalinya bertualang berdua dgn seorang temen awewe yg sangat amat rock on kita sebut saja namanya poison. Kita berangkat dari stasiun senen naek Kreta Senja Utama dengan harga tiket 110 rb per orang lama perjalanan sekitar 8 jam. Kita nyampe di st. Tugu sekitar stngh 5 pagi dan begitu keluar stasiun disambut oleh tulisan JL. Malioboro dengan tulisan jawa dibawahnya. Kita nginep di losmen fadel di jalan sosrowijayan gak jauh dari malioboro, harga perkamarnya sehari 50rb. Selama 4 hari di jogja dan total pengeluaran sekitar 500rb, kita uda ngunjungin Candi borobudur, Pantai parangtritis, Keraton Jogja, Pemandian Sultan, Taman Pintar, Museum Vredeburg, nyobain pecel SGPC di UGM (band penghibur yg ad disini keren!), lapangan alun-alun (yg ada 2 beringin keramat trus kita bs lewatin dgn mata ditutup) dan pastinya Malioboro. Overall jogja asik banget buat wisata budaya tp sayangnya agak kumuh dan minim bgt transportasi disini walopun ud ad transjogja yg harganya cuman 3 ribu untuk keliling jogja jarak jauh tapi untuk transportasi jarak deket naek becak kyknya kemahalan apalagi klo naek becak yg di UGM yg maen tembak minta 25 ribu!. Oh ya satu lagi jgn lupa makan gudeg yg di jalan sosrowijayan, ayamnya enak empuk apalagi pake sambel krecek, maknyus!

Part 2 to be continued (Ujung Genteng, Bali, Malang)

Minggu, 20 Maret 2011

Kesempatan Langka Mengunjungi Lokasi Shooting "Serbuan Maut" aka The Raid visit day



   Hari ini hari yang cukup menyenangkan buat gw. Kenapa? karena gw baru jadian sama Sandra Dewi, hehe. Gak deh bukan itu. Hari ini jam 11 siang  gw mendapat kesempatan untuk datang ke lokasi shooting “Serbuan Maut” aka The Raid. Film kedua dari sutradara “Merantau” mas Gareth Evans yang dibintangi juga oleh aktor yang sama yaitu Iko Uwais. Gw mendapat kesempatan ini karena memenangkan kuisnya yang diadakan di twitter. How lucky I am. Yes it is. Gw berangkat dari rumah di Tangerang agak lebih pagi dengan niat untuk beli dvd Merantau biar bisa ditandatangani oleh sutradara dan aktornya. Tapi naas ternyata toko dvd yang gw tuju blom ada yg buka jam segitu. Gw pun sempet2in keliling tebet buat nyari toko dvd yg namanya indies atas saran dr seorang teman merangkap gitaris. Sialnya bukannya dapet dvd malah nyasar gw di daerah Tebet. Jarum jam pun sudah menunjuk pukul 11.00. Yah daripada gagal dateng akhirnya gw langsung meluncur ke studio 3 hanggar pancoran. Begitu masuk gw disambut oleh mbak Maya dengan ramah. Dan sebelum masuk ke studio tempat shooting, para pemenang kuis yg terdiri dari 4 orang diminta utk menonaktifkan HP dan memakai masker karena takut mengganggu sinyal peralatan shooting. Begitu masuk ke lokasi, gw terpukau melihat set yang tampak seperti bagian dalam hotel. Padahal kalo dipegang itu semua cuma triplek bukan bangunan hotel beneran tapi karena kerja keras Art director dan Set builder bisa disulap jadi lorong hotel. 






    Selama didalam mbak Maya sesekali menerangkan tentang proses produksi film “Serbuan Maut”. Dia bercerita kalo untuk film ini 90% setnya menggunakan Indoor dengan durasi shooting yg berlangsung 2 setengah bulan. Kamera yg dipakai untuk film ini adalah Panasonic af - 100 yg konon katanya baru dirilis 2 minggu dan serbuan maut adalah film Indonesia pertama yang menggunakan kamera ini. Dia bilang pertimbangan memilih kamera digital HD ini lebih dikarenakan oleh kualitas gambar yang bagus dan jauh lebih murah. Daripada kamera 35 mm yang satu can film durasi 4 menit harganya mencapai 10 juta. Dan sekarang udah jarang film Indonesia yg mau pake 35 mm krn dianggep buang2 bujet produksi. Btw gw baru tau ternyata mbak Maya yg menjadi eksekutif produser film ini adalah istri dari sang sutradara Gareth Evans. Seru banget kayaknya suami istri kerja bareng gitu,hehe. Tak terasa waktu menunjuk pukul 1 siang dan saatnya makan siang. 








    Saat makan siang, sutradara dan cast makan bareng pemenang kuis. Kebetulan sekali gw diapit oleh Iko Uwais dan mas Yayan. Tanpa basabasi semua langsung makan makanan yang ada dihadapannya. Selama makan sesekali gw nanya2 mas Yayan dan Iko. Mereka sangat ramah menjawab pertanyaan gw sesekali sambil bercanda. Dari ngobrol2 itu gw baru tau Mas Yayan ternyata pernah mengajar silat di UI di tahun 80an dan dia tidak bisa main di film action lain dikarenakan dikontrak eksklusif oleh Merantau films demikian pula Iko uwais si penggemar kerupuk kulit ini. Setelah makan siang dilanjutkan sesi tandatangan dan foto2. Sebenernya gw pengen foto bareng sutradara juga, sialnya pemenang yang laen sok sibuk gitu, tapi gapapalah seenggaknya gw dpt foto Iko Uwais yang rela mukanya gw tampol bentar buat difoto, hehe. 



  Setelah itu kita diajak oleh sutradara melihat hasil shooting (sneak preview) selama 2 minggu yang dia bilang ini adalah rahasia terbesarnya bahkan mamanya aja ga tau, hehe kocak jg ni sutradara. Sneak preview ini cuma gambar aja karena rekaman suara dipisah dan baru disatukan saat editing nanti. Untuk film ini kebanyakan gambar diambil secara handheld dengan bantuan rigging yang bentuknya kayak setir mobil. Diperlukan dua kamera untuk film ini. Kostum yg digunakan mengacu ke kostum swatnya amerika, tapi khusus untuk Iko sepatu diganti dgn yg ringan karena demi fleksibelitas dia saat bertarung. Setelah itu shooting pun berlanjut hingga pukul 4 sore. Kondisi selama shooting terlihat sangat santai, bahkan sutradara maupun DOP yg sama2 bule pun terlihat suka bercanda dgn kru yg lain. Dari gangguin kru yang latah sampe maen kelitik2an. Berbanding jauh sekali sama pengalaman gw shooting film pendek dan sebuah film indie UI. 




    Selama shooting mbak Maya juga cerita ke gw klo si Gareth dulu justru kuliahnya IT dan baru belajar film dari proses learning by doing. Dengan ikut magang2 di berbagai production house dan perusahaan periklanan. Dia bilang kalo jd kru film justru lebih enak belajar langsung. Jadi kru2 kecil dulu ketimbang belajar di sekolah film karena justru ilmunya lebih banyak didapat dari pengalaman di lapangan. Sebuah kalimat yang secara tidak langsung membuat gw lebih bersemangat untuk berkarir di bidang film walopun latar belakang pendidikan gw Sastra Belanda. Dia bilang sempet ada 3 orang yang mau magang tapi sayangnya waktunya ga bisa. Karena mereka cuma bisa ikut yg bulan Mei sementara produksi udah mulai dari Maret. Akhirnya tim produser memilih untuk make kru professional aja untuk produksi film ini krn takut merusak ritme kerja Tim. Oh ya pas shooting gw jg baru tau yang namanya Video Storyboard. Pas si sutradara lari ngeliat laptopnya setelah teriak cut. Karena ngerasa ada posisi shot yang salah. Jujur ini teknik baru buat gw karena biasanya storyboard cuma gambar2 aja tapi sekarang bisa dengan video dan objek yang bergerak. Selain itu setiap selesai teriak cut!. Si sutradara selalu minta playback berkali kali buat ngoreksi kesalahan yang terjadi dalam sebuah shot. Begitu tau salahnya dimana dia langsung bilang ke actor or DOP dan latihan dulu sebentar baru take gambar lagi. Ini juga baru buat gw tapi sangat bagus kalo gw menerapkan system ini di produksi film pendek gw nanti.



  Tak terasa mbak Maya menghampiri gw dan dia bilang udah jam 4 saatnya buat para pemenang untuk pulang. Kami pun pamit sama cast dan crew yang bersalaman dgn kami satu persatu. Dan begitu gw berpapasan dgn Mas Gareth, gw menyempatkan diri untuk meminta tandatangan tiket bioskop film  Merantau gw yang sebelumnya udah ditandatangan Iko Uwais. 





  Dia pun sempat tertawa begitu melihat tiket merantau gw sambil tetap menandatanganinya. Tak lama kami pun keluar sambil diantar Mbak Maya dengan ramah hingga pintu keluar. Berat rasanya meninggalkan suasana shooting yg seru ini, semoga saja di lain kesempatan gw bisa berada di dalamnya merasakan nikmatnya berkarya bersama orang yg berdedikasi dalam perfilman. Bersama orang yang menggangap berkerja di bidang ini lebih penting daripada sekedar bekerja untuk menumpuk kekayaan, yah semoga, semoga saja, amin.