Beberapa tahun belakangan ini beberapa film indonesia berhasil menembus festival film bergengsi seperti Cannes, Berlin, dan Venice. Suatu hal yang sangat membanggakan industri perfilman kita saat ini. Di antara film itu ada film-film yang dibuat oleh sineas yang usia nya masih muda dibawah tiga puluh tahun. Dan berikut profil singkat dari para sineas muda tersebut.
1.
Aditya Ahmad
Sutradara muda kelahiran Makassar
1989 ini merupakan lulusan sinematografi Institut Kesenian Makassar. Film
pendek nya yang berjudul “Sepatu Baru” Sukses meraih special mention award Generation Kplus dari
Berlin Film Festival di tahun 2013.
2.
Loeloe Hendra
Pria asal Jogjakarta ini telah beberapa
kali menjadi asisten sutradara untuk film-film Garin Nugroho. Di tahun 2014 Film pendeknya yang berjudul Onomastika berhasil masuk Berlin Film Festival di program Generation Kplus. Tak hanya itu
saja Film Onomastika juga meraih penghargaan Piala Citra dari Festival Film Indonesia untuk Film pendek terbaik
di tahun 2015.
3.
Jason Iskandar
Aktif membuat film sejak SMA,
Jason saat ini telah memiliki production housenya sendiri yaitu Antelope Films.
Film-film pendek buatan Jason telah menembus beberapa Festival film di luar
negeri diantaranya Singapore Film Festival, Busan Film festival dan Shot Short
Asia Tokyo, Jepang.
4.
Monica Vanessa Tedja
Hanya sedikit sineas muda
perempuan dari Indonesia yang berhasil menembus festival film. Dan salah
satunya adalah Monica Tedja. Film-filmnya seperti Flower and the bee, Konseptor
Kamuflase, Sleep Tight Maria dan A Wonderful Christmas telah menembus festival film luar negeri
macam Scream Queen Film Festival di Jepang dan Clermont-Ferand Film Festival di Perancis.
5.
Wregas Bhanutedja
Tentu akan tidak lengkap jika kita
tidak membahas sineas yang satu ini. Di usianya yang baru menginjak 24 tahun.
Wregas telah membuat film-film pendek yang berhasil menembus Berlin Film
Festival, Hongkong Film Festival, Melbourne Film Festival dan terakhir Cannes
film festival. Untuk film pendek terakhirnya Prendjak, Wregas berhasil berhasil
meraih Best Short Film Untuk program Critik Week di Cannes Film Festival di
tahun 2015. Dengan pencapaian ini berarti pula bahwa untuk pertama kalinya film
Indonesia meraih penghargaan di Cannes Film Festival. Setelah sebelumnya
sutradara senior Garin Nugroho berhasil masuk program Uncertain Regard lewat
dua filmnya Daun di atas bantal dan Serambi di periode tahun 1990an.